Sabtu, 30 Januari 2016




PENGANTAR SENYAWA ORGANIKPada  awalnya,  senyawa-senyawa  yang  hanya  dihasilkan oleh  makhluk  hidup disebut  senyawa  organik.  Sebaliknya,  senyawa-senyawa  yang  bukan  berasal  dari makhluk hidup disebut senyawa anorganik. Pada perkembangannya, kemudian manusia mampu  membuat  (mensistesis)  beberapa  senyawa  yang  sifatnya  persis  sama  dengan senyawa organik aslinya, seperti asam oksalat (Wohler, 1824), urea (Wohler, 1828), dan lain-lain. Makhluk hidup tidak lagi merupakan sumber utama dari senyawa organik. Salah satu sifat utama senyawa organik alami maupun senyawa organik buatan adalah  senyawa  organik  selalu  mengandung  unsur  karbon.  Oleh  karena  itulah,  istilah “senyawa  organik”  disempurnakan  menjadi  senyawa  karbon;  dan  Ilmu  Kimia  yang mempelajarinya disebut sebagai Kimia Karbon. Namun demikian, istilah senyawa organik sampai kini masih digunakan terutama untuk membedakannya dari senyawa anorganik.
            Senyawa organik adalah golongan besar senyawa yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak diantara senyawaan organik seperti protein, lemak, dan karbohidrat merupakan komponen penting dalam biokimia.
            Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinyahidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzenasenyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.

 KARAKTERISTIK SENYAWA ORGANIK
Senyawa  organik  (senyawa  karbon)  dapat  dibedakan  dari  senyawa  anorganik dalam banyak hal. Dapat diamati misalnya antara 2 kelompok berikut.
Kelompok-1: kayu―gula ―alkohol―minyak―lilin, dan
Kelompok-2: logam-logam―oksida-logam―garam-garam.
Tabel 9.1 Perbedaan Umum Antara Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik.
No.
Senyawa Organik
Senyawa Anorganik
1
Dapat terbakar 
Tidak dapat terbakar
2
Reaksi bersifat lambat 
Reaksinya lebih cepat
3
Bertitik leleh rendah 
Bertitik leleh tinggi
4
Tidak larut dalam air 
Dapat larut
5
Sebagai senyawa kovalen 
Sebagai senyawa ion
6
Struktur ikatan rumit 
Lebih sederhana

Karakteristik  lain  dari  senyawa  organik  adalah  terjadinya  rantai  ikatan  antar  atom  C sebagai akibat dari kekhasan atom C itu sendiri.
      a)  Atom C berelektron valensi 4, dan cenderung membentuk berbagai tipe ikatan kovalen.
b) Atom C dapat berikatan dengan atom C lain, bahkan dapat membetuk rantai atom C baik alifatik(terbuka: lurus dan cabang) maupun siklik(lingkar).

Sifat khas atom C menyebabkan senyawa organik jauh lebih banyak jumlahnya dari pada senyawa anorganik. (Pada abad 19, senyawa anorganikada 30 ribu, sementara senyawa karbon ada 1 juta.) Kini berjuta-juta senyawa karbon alami maupun buatan dijumpai jauh melampaui jumlah senyawa anorganik yang ada.

KLASIFIKASI SENYAWA ORGANIK
            Ada jutaan senyawa organik dan ini sangat tidak mungkin untuk mempelajari setiap senyawa tersebut. Senyawa organik diklasifikasikan kedalam berbagai kelompok dan subkelompok. Secara luas, senyawa organik diklasifikasikan ke dalam kelas berikut
þ  Senyawa rantai terbuka (alifatik)
            Senyawa ini mengandung sistem rantai terbuka dari atom karbon. Rantai dapat berupa rantai lurus ( tidak bercabang) atau bercabang. Senyawa rantai terbuka juga disebut senyawa alifatik. Alifatik berasal dari bahasa yunani aleiphar yang artinya lemak, sebagaimana senyawa ini sebelumnya diperoleh dari lemak hewani atau nabati, atau memiliki sifat dari lemak. 

- Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.

 Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh:


 - Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.

Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:




þ  Senyawa rantai tertutup (siklik)
            Senyawa ini mengandung satu atau lebih rantai tertutup (cincin) dan dikenal sebagai senyawa siklik atau cincin terdiri dari 2 jenis.
  
1. Senyawa homosiklik
            Senyawa-senyawa dimana cincin hanya terdiri dari atom karbon disebut senyawa homosiklik. Senyawa homosiklik atau karbosiklik dibagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan senyawa aromatik.
a.       Senyawa alisiklik
Sebuah cincin beranggotakan tiga atau lebih atom karbon menyerupai senyawa alifatik seperti dalam senyawa homosiklik disebut senyawa alisiklik. Hidrokarbon alisiklik jenuh memiliki rumus CnH2n. Contoh senyawa alisiklik adalah siklopropana, siklobutana, sikloheksena

b.      Senyawa aromatik
Senyawa ini mengandung cincin benzena yaitu sebuah cincin dari enam atom karbon dengan ikatan ganda dan tunggal yang berselang-seling. Disebut senyawa aromatik karena banyak dari mereka yang memiliki bau yang harum.

      2.  Senyawa heterosiklik
            Ketika lebih dari satu jenis atom berada dalam satu senyawa cincin, mereka dikenal sebagai senyawa heterosiklik. Dalam senyawa ini umumnya satu atau lebih atom unsur seperti nitrogen (N), oksigen (O), atau sulfur (S) ada didalam cincin. Atom selain karbon yaitu N, O atau S yang ada didalam cincin disebut heteroatom. Senyawa seterosiklik dengan lima dan enam atom disebut sebagai heterosiklik beranggota lima dan enam. Contohnya adalah piridin, furan, tiofen, pirol.
            Senyawa heterosiklik selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai monosiklik, bisiklik dan trisiklik tergantung pada jumlah atom penyusun atom satu, dua atau tiga.
            Banyak  cara  menggolong-golongkan  senyawa  organik.  Klasifikasi  berikut  hanya untuk memberikan gambaran jenis senyawa organik berdasarkan unsur pembentuknya. 

 Jenis Senyawa Organik Berdasar Jenis Unsur Penyusunnya
Jenis Unsur  Jenis Senyawa.
C; H 
Hidrokarbon (Alkana, Alkena, Alkuna, Sikloalkana, Sikloalkena, Benzena)
C; H; O 
Alkanol (Alkohol), Alkanal (Aldehid), Alkanon (Keton), Asam Alkanoat (Asam Karboksilat), Eter, Ester, Karbohidrat, Fenol, Ester Aromatik
C; H;
halogen  Alkil-halida
C; H; N 
   Amina, dll
C; H; O; N 
Amida, Asam Amino, Protein
C; H; O; P 
   Lipida
C; H; O; N; P 
Asam Nukleat
C; H; O; N; P; S
    Protein
                                   
   Penggolongan senyawa organik didasarkan pada jenis gugus fungsi yang dimiliki oleh suatu senyawa. Gugus fungsi akan menentukan kereaktifan kimia dalam molekul. Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia yang sama.

GUGUS FUNSI
GOLONGAN SENYAWA ORGANIK
C-C ikatan tunggal
R3-CH2-CR3 alkana (R = H/ alkil)
C=C ikatan rangkap
R2C = CR2 alkena
C   C ikatan ganda tiga
RC   CR alkuna
-X ikatan halide (X= F, Cl, Br, I)
R-X haloalkana
OH gugus hidroksil
R-OH alkohol
OR gugus alkoksil
R-O-R’ eter
-C=O gugus karbonil
R-CO-R’ keton
-COH gugus aldehid
R-COH aldehid
-COOH gugus karboksilat
R-COOH asam karboksilat
-COOR’ gugus ester
R-COOR’ ester
NH2 gugus amino
RNH2 amina

PERMASALAHAN:
               berdasarkan artikel diatas, senyawa alifatik terbagi menjadi dua bagian yaitu alifatik jenuh dan tak jenuh. apakah kedua bagian alifatik tersebut memiliki kereaktifan yang berbeda pada gugus fungsi?
      animasi-bergerak-terima-kasih-0111


3 komentar:

  1. Assalamu'alaikum we, wb.
    Saya Rani Khoiriyah dengan NIM RSA1C114002 akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Faradillah.

    Telah kita ketahui bahwa pengertian dari senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana. Sedangkan senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
    Telah kita ketahui bahwa urutan kereaktifan dan senyawa alkana - alkena - dan alkuna adalah semakin banyak rangkapnya maka kereaktifan semakin tinggi. ini disebabkan karena berdasarkan orbitalnya, alkana telah mengalami orbital sp3 sehingga tidak dapat mengikat atom lain. Sedangkan alkena mengalami orbital sp2 sehingga ia masih dapat mengikat 1 atom lain, dan alkuna mengalami sp sehingga ia masih dapat mengikat 2 atom lain.

    BalasHapus
  2. assalamualaikum fara.
    saya Dewi julianti dengan nim RSA1C114001.
    baikalah saya akan mencoba menjawab permasalahan yang telah anda ajukan. telah kita ketahui bahwa alkana adalah senyawa alifatik tak jenuh dan alkena adalah senyawa alifatik jenuh. kalau menurut saya apakah kedua bagian alifatik tersebut memiliki kereaktifan yang berbeda pada gugus fungsi? jawaban saya adalah berpengaruh. alkana sangat tidak reaktif. Alkena lebih reaktif. kenapa? karena terdapat ikatan rangkap (double bond) pada senyawa alkena sehingga lebih mudah diattack oleh nukleofil. biasanya yang menyerang adalah atom-atom yang lebih elektronegatif, sehingga ikatan rangkap pada alkena menjadi hilang. dan reaksi alkena menjadi reaksi alkana disebut dengan reaksi adisi.
    mungkin hanya itu saudari fara yang bisa saya jawab. semoga membantu. terimakasih

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum wr.wb

    saya Neli Astuti dari kimia pgmipau dengan nim RSA1C114016 akan menambahkan jawaban dari saudari Rani,

    seperti yang telah dikatakan rani, bahwa senyawa alifatik terbagi menjadi alifatik jenuh dan alifatik tak jenuh , contoh alifatik jenuh adalah alkana yang merupakan hidrokarbon yang memiliki ikatan tunggal yang mengalami hibridisasi sp3.

    untuk alifatik tak jenuh adalah hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap 3. untuk ikatan rangkap 2 adalah alkena yang mengalami hibridisasi sp2. untuk ikatan rangkap 3 adalah alkuna yang mengalami hibridisasi sp.

    berdasarkan buku yang saya baca teori hibridisasi adalah peleburan orbital-orbital dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-orbital yang setingkat.
    jumlah orbita hibrida(hasil hibridisasi) sama dengan jumlah orbital yang terlibat pada hibridisasi itu.

    sehingga berdasarkan teori hibdrisasi sp3 untuk alkana tidak memeiliki ikatan phi, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak dapat mengikat atom lain, hal inilah yang menyebabkan bahwa alkana merupakan alifatik jenuh.

    sedangkan alkena mengalami sp2 dimana memiliki 1 ikatan phi sehingga dapat mengikat satu atom yang lain,

    untuk alkuna mengalami sp yang memeiliki 2 ikatan phi sehingga dapat mengikat dua atom lain.

    terimakasih. semoga membantu :)

    BalasHapus